Laman

Senin, 25 Juli 2016

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.    Konsep Dasar Sistem
Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan atau himunan dari unsur, komponen yang terorganisir, saling berinteraksi satu sama lain, guna mencapai tujuan yang sama.

2.1.1  Pengertian Sistem
Perkembangan teknologi komputer dalam bidang akuntansi mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga kebutuhan akan informasi akuntansi menjadi sangat beragam. Dalam hubungannya dengan pembahasan sistem akuntansi, pada penulisan ini dibutuhkan akuntansi sumber daya manusia untuk memperluaskan pengelolaan melalui pendekatan sistem.
Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau kesatuan elemen, unsur dan komponen yang terorganisir, saling berintegrasi, saling ketergantungan satu sama lain dan tepadu.
Menurut Mulyadi (2008:5) mengemukakan bahwa, “Sistem adalah suatu
jaringan yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan”.
Menurut Scott dalam Hanif Al Fatta (2007:4A), mendefinisikan bahwa “Sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input) , pengelolaan (processing), serta keluaran (output).
Menurut Steven A. Moscove dalam Jogiyanto (2005:2), mendefinisikan sebagai berikut : “Suatu sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari interaksi sub sistem yang berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan (goals) yang sama”.
Menurut John F. Nash dan Martin B. Robert dalam Jogiyanto (2005:2), mendefinisikan sebagai berikut : “Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang kompleks didalam tingkat tertentu untuk mengejar tujuan yang sama”.
Sistem dapat didefinisikan ke dalam dua pendekatan yaitu yang menekan pada prosedurnya atau pada elemennya atau komponennya. Pendekatan yang menekan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang ada dan saling menyelesaikan sasarannya. Sementara pendekatan sistem sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu seperti yang telah ditetapkan semula.

2.1.2    Pengertian Informasi
Menurut Davis dalam Hanif (2007:9) mendefinisikan sebagai berikut : “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. Menurut Jogiyanto (2005:8), kualitas dari suatu informasi terdiri dari 3 hal yaitu :
1.      Relevan (Relevance)
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi tiap-tiap satu orang dan yang lainnya berbeda.
2.      Informasi harus akurat (Accurate)
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan dan informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
3.      Tepat pada waktunya
Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mendapatkannya.

2.1.3  Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam Jogiyanto (2005:17), SIA adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, memproses, megkomunikasikan, informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan.
Menurut Robert, Thomas dan Joel dalam Jogiyanto (2005:17), SIA adalah kumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapatkan dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihak luar lainnya.
Menurut Federick H. Wu dalam Jogiyanto (2005:18), SIA adalah kesatuan atau suatu komponen didalam suatu organisasi yang mengolah transaksi keuangan untuk menyediakan informasi score keeping, attention direction dan decision-making kepada pemakai informasi.
Menurut Tata Sutabri (2004:6): “Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi”. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. “Secara garis besar aktivitas utama dari sistem informasi akuntansi adalah mengolah atau memproses data transaksi keuangan menjadi laporan keuangan dengan menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung dengan jaringan komunikasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya”.
Dari beberapa definisi yang diberikan dapat diambil kesimpulan bahwa data yang diolah oleh Sistem Informasi Akuntansi adalah yang bersifat keuangan. Sistem Informasi Akuntansi hanya terbatas pada pengolahan data yang bersifat yang keuangan saja, sehingga informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi hanya informasi keuangan saja.

Komponen-komponen yang terdapat pada sistem informasi akuntansi ada delapan, yaitu sebagai berikut :
1.      Manusia
Manusia adalah komponen terpenting dari suatu system informasi
Antar lain : operator, pustakawan, manajer, administrator, database.
2.      Komputer dan mesin otomatisasi
Komputer untuk menginput dan memproses data sehingga menjadi informasi yang memiliki lima komponen utama, yaitu : perangkat masukan, perangkan penyimpanan, prosesor, periferal, perangkat keluaran.
3.      Mesin otomatisasi
Meliputi : mesin fotokopi, mesin pencatat presensi karyawan, mesin fax dan telepon.
4.      Database
Merupakan sekumpulan data computer yang salingh terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dalam computer dengan suatu cara yang memudahkan dalam memperoleh informasi untuk pengambilan keputusan.
5.      Pengkodean
Merupakan cara mengimplementasika suatu skema klasifikasi dari data dalam system informasi yang sedang dijalankan, misalnya : kode rekening dan kode formulir.
6.    Dokumen
Dokumentasi meliputi daftar skema, uraian dalam bentuk kata-kata, bagan alir, cetakan program, contoh : formulir dan tabel kolom.
7.      Laporan
Laporan merupakan keluaran sistem informasi. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari dua kelompok, yaitu :
a.      Kelompok ekstern
Kelompok yang berada diluar lingkungan perusahaan tetapi berpengaruh pada perusahaan.
Contoh : pemegang saham, kreditor, pemerintah, pelanggan dan lain-lain.
b.      Kelompok intern
Kelompok yang berada didalam lingkungan perusahaan dan sangat berpengaruh pada perusahaan.
Contoh : karyawan, manajer dan lain-lain.

2.1.4.  Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem akuntansi penjualan kredit menurut Mulyadi (2001: 210) yaitu penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Jadi dalam system akuntansi penjualan terdapat unsur-unsur yang mendukung dan kesemua unsur tersebut diorganisasi sedemikian rupa dalam sebuah sistem akuntansi yang disebut sistem akuntansi penjualan kredit.

2.1.5.   Pengertian Piutang
Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai sebab. misalnya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam kontrak pembelian,  dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa pengertian-definisi piutang menurut para ahli :
Pengertian piutang menurut Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan Piutang yaitu : “Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”

 Pengertian piutang menurut Wibowo dan Abu Bakar Arif (2005:151) : Piutang adalahklaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.
Pengertian piutang menurut Rusdi Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa lalu.
Pengertian piutang menurut Smith (2005 : 286) mengatakan “piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”.

2.1.6    Klasifikasi piutang
Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu penjualan kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih banyak sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang. Smith and Skousen memberikan klasifikasi piutang terdiri atas “piutang dagang (trade receivables) dan piutang bukan dagang”.

Piutang dagang
a.      Wesel tagih atau notes receivables. Wesel tagih ini didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar
b.      Piutang usaha atau accounts receivables
Piutang usaha merupakan piutang dagang yang tidak dijamin “rekening terbuka”. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan kontrak-kontrak penyerahan. Biasanya piutang dagang tidak mencakup bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayaran tidak dilakukan dalam periode tertentu, dengan kata lain piutang dagang merupakan tipe piutang paling besar.
2.2.    Peralatan Pendukung (Tools Systems)
Untuk merancang suatu sistem informasi, baik itu sistem yang berskala besar maupun sistem yang berskala kecil, memerlukan peralatan pendukung yang akan digunakan dalam pembuatan sistemnya. Adapun peralatan yang digunakan adalah UML (Unified Modeling Languange) mencakup Use Case Diagram (Pemodelan Diagram) dan Diagram Activitas (Activity Diagram)

2.2.1.  Definisi Unified Modeling Languange (UML)
Menurut Widodo, (2011:6), “UML adalah bahasa pemodelan standar yang
memiliki sintak dan semantik”.  Menurut Nugroho (2010:6), ”UML (Unified
Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak
yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya
digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks
sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

2.2.2.  Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Menurut Henderi (2008:6), langkah-langkah penggunaan Unified
Modeling Language (UML) sebagai berikut:
1.     Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2.    Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan  dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus usecase diagram dan lengkapi denganrequirement, constraints dan catatan-catatan lain.
3.    Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
4.    Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
5.    Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6.    Definisikan  obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/ataucollaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal danerror, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
7.    Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8.    Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domiandipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih  baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
9.    Setelah class  diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
10.  Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
11.  Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan : Pendekatan use casedengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test dan pendekatan komponen  yaitu mengassign setiap komponen kepada tim  pengembang tertentu.

2.2.3.   Definisi Use Case Diagram

Shalahuddin dan Sukamto (2013:26):
Menggambarkan  workflow  (aliran  kerja)  atau  aktivitas  dari  sebuah  system atau proses bisnis atau menu yang ada di perangkat lunak.

Fowler (2005 :163):
Teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis dan jalur kerja.

2.2.4.   Definisi Activity Diagram

Fowler ( 2005:141):
Use  case  adalah  teknik  untuk  merekam  persyaratan  fungsional  sebuah
sistem.  Use  case  mendeskripsikan  interaksi  tipikal  antara  pengguna  sistem  dengan
sistem  itu  sendiri,  dengan  memberikan  narasi  tentang  bagaimana  sistem  tersebut
digunakan.

Shalahuddin dan Sukamto (2013:154):
Use  case  merupakan  pemodelan  untuk  kelakuan  (behavior)  sistem
informasi yang dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau
lebih aktor dengan sistem informasi yang dibuat.
-          Dari pada  mendeskripsikan  use  case,  akan  lebih  mudah  dengan  melakukan
penjabaran Skenario.
-          Sekenario  adalah  rangkaian  langkah-langkah  yang  menjabarkan  sebuah

interaksi antara seorang pengguna dengan sebuah sistem(Fowler, 2005:141).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar