LANDASAN TEORI
2.1. Konsep
Dasar Sistem
Secara
sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan atau himunan dari
unsur, komponen yang terorganisir, saling berinteraksi satu sama lain, guna
mencapai tujuan yang sama.
2.1.1 Pengertian
Sistem
Perkembangan
teknologi komputer dalam bidang akuntansi mengalami kemajuan yang sangat pesat,
sehingga kebutuhan akan informasi akuntansi menjadi sangat beragam. Dalam
hubungannya dengan pembahasan sistem akuntansi, pada penulisan ini dibutuhkan
akuntansi sumber daya manusia untuk memperluaskan pengelolaan melalui
pendekatan sistem.
Secara
sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau kesatuan elemen,
unsur dan komponen yang terorganisir, saling berintegrasi, saling
ketergantungan satu sama lain dan tepadu.
Menurut
Mulyadi (2008:5) mengemukakan bahwa, “Sistem adalah suatu
jaringan yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan”.
Menurut
Scott dalam Hanif Al Fatta (2007:4A), mendefinisikan bahwa “Sistem terdiri dari
unsur-unsur seperti masukan (input) , pengelolaan (processing),
serta keluaran (output).
Menurut
Steven A. Moscove dalam Jogiyanto (2005:2), mendefinisikan sebagai berikut :
“Suatu sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari interaksi
sub sistem yang berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan (goals) yang
sama”.
Menurut
John F. Nash dan Martin B. Robert dalam Jogiyanto (2005:2), mendefinisikan sebagai
berikut : “Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang kompleks didalam tingkat tertentu
untuk mengejar tujuan yang sama”.
Sistem
dapat didefinisikan ke dalam dua pendekatan yaitu yang menekan pada prosedurnya
atau pada elemennya atau komponennya. Pendekatan yang menekan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
ada dan saling menyelesaikan sasarannya. Sementara pendekatan sistem sebagai
kumpulan elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu seperti yang telah ditetapkan semula.
2.1.2 Pengertian
Informasi
Menurut
Davis dalam Hanif (2007:9) mendefinisikan sebagai berikut : “Informasi adalah
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. Menurut
Jogiyanto (2005:8), kualitas dari suatu informasi terdiri dari 3 hal yaitu :
1. Relevan (Relevance)
Berarti
informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi
informasi tiap-tiap satu orang dan yang lainnya berbeda.
2. Informasi harus akurat (Accurate)
Berarti
informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan
dan informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
3. Tepat pada waktunya
Berarti
informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, sehingga diperlukan
teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mendapatkannya.
2.1.3 Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut
Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam Jogiyanto (2005:17), SIA adalah
suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, memproses, megkomunikasikan,
informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi
pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan.
Menurut
Robert, Thomas dan Joel dalam Jogiyanto (2005:17), SIA adalah kumpulan
kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan
informasi keuangan dan informasi yang didapatkan dari transaksi data untuk
tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan
perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada
pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihak luar lainnya.
Menurut
Federick H. Wu dalam Jogiyanto (2005:18), SIA adalah kesatuan atau suatu
komponen didalam suatu organisasi yang mengolah transaksi keuangan untuk
menyediakan informasi score keeping, attention direction dan decision-making
kepada pemakai informasi.
Menurut Tata Sutabri (2004:6): “Kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi”.
Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. “Secara garis besar aktivitas utama dari
sistem informasi akuntansi adalah mengolah atau memproses data transaksi
keuangan menjadi laporan keuangan dengan menggunakan sistem komputerisasi yang
terhubung dengan jaringan komunikasi antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya”.
Dari
beberapa definisi yang diberikan dapat diambil kesimpulan bahwa data yang
diolah oleh Sistem Informasi Akuntansi adalah yang bersifat keuangan. Sistem
Informasi Akuntansi hanya terbatas pada pengolahan data yang bersifat yang
keuangan saja, sehingga informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi
Akuntansi hanya informasi keuangan saja.
Komponen-komponen
yang terdapat pada sistem informasi akuntansi ada delapan, yaitu sebagai
berikut :
1.
Manusia
Manusia
adalah komponen terpenting dari suatu system informasi
Antar lain :
operator, pustakawan, manajer, administrator, database.
2. Komputer dan mesin otomatisasi
Komputer
untuk menginput dan memproses data sehingga menjadi informasi yang memiliki
lima komponen utama, yaitu : perangkat masukan, perangkan penyimpanan,
prosesor, periferal, perangkat keluaran.
3. Mesin otomatisasi
Meliputi :
mesin fotokopi, mesin pencatat presensi karyawan, mesin fax dan telepon.
4.
Database
Merupakan
sekumpulan data computer yang salingh terintegrasi, diorganisasikan dan
disimpan dalam computer dengan suatu cara yang memudahkan dalam memperoleh
informasi untuk pengambilan keputusan.
5.
Pengkodean
Merupakan
cara mengimplementasika suatu skema klasifikasi dari data dalam system
informasi yang sedang dijalankan, misalnya : kode rekening dan kode formulir.
6. Dokumen
Dokumentasi
meliputi daftar skema, uraian dalam bentuk kata-kata, bagan alir, cetakan
program, contoh : formulir dan tabel kolom.
7. Laporan
Laporan
merupakan keluaran sistem informasi. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi terdiri
dari dua kelompok, yaitu :
a. Kelompok ekstern
Kelompok
yang berada diluar lingkungan perusahaan tetapi berpengaruh pada perusahaan.
Contoh :
pemegang saham, kreditor, pemerintah, pelanggan dan lain-lain.
b. Kelompok intern
Kelompok
yang berada didalam lingkungan perusahaan dan sangat berpengaruh pada
perusahaan.
Contoh : karyawan,
manajer dan lain-lain.
2.1.4. Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem
akuntansi penjualan kredit menurut Mulyadi (2001: 210) yaitu penjualan kredit
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order
yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai
tagihan kepada pembeli tersebut. Jadi dalam system akuntansi penjualan terdapat
unsur-unsur yang mendukung dan kesemua unsur tersebut diorganisasi sedemikian
rupa dalam sebuah sistem akuntansi yang disebut sistem akuntansi penjualan
kredit.
2.1.5. Pengertian
Piutang
Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang
penyelesaiannya diharapkan dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan.
Klaim timbul karena berbagai sebab. misalnya penjualan secara kredit, pemberian
pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam kontrak pembelian, dan lain-lain.
Berikut ini adalah
beberapa pengertian-definisi piutang menurut para ahli :
Pengertian
piutang menurut Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan Piutang yaitu :
“Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan
kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan.
Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk mempernolehkan
para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang
dilakukan.”
Pengertian piutang menurut Wibowo dan Abu
Bakar Arif (2005:151) : Piutang adalahklaim terhadap sejumlah uang yang
diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.
Pengertian
piutang menurut Rusdi Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang
meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima
sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat
kejadian pada masa lalu.
Pengertian
piutang menurut Smith (2005 : 286) mengatakan “piutang dapat didefinisikan
dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang,
dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan
sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”.
2.1.6 Klasifikasi piutang
Pada
umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu
penjualan kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih
banyak sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang. Smith and Skousen
memberikan klasifikasi piutang terdiri atas “piutang dagang (trade receivables)
dan piutang bukan dagang”.
Piutang dagang
a. Wesel tagih atau notes receivables. Wesel
tagih ini didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar
b. Piutang usaha atau accounts receivables
Piutang usaha
merupakan piutang dagang yang tidak dijamin “rekening terbuka”. Piutang dagang
merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan.
Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan
puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual
dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan
kontrak-kontrak penyerahan. Biasanya piutang dagang tidak mencakup bunga,
meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayaran tidak
dilakukan dalam periode tertentu, dengan kata lain piutang dagang merupakan
tipe piutang paling besar.
2.2. Peralatan
Pendukung (Tools Systems)
Untuk
merancang suatu sistem informasi, baik itu sistem yang berskala besar maupun
sistem yang berskala kecil, memerlukan peralatan pendukung yang akan digunakan
dalam pembuatan sistemnya. Adapun peralatan yang digunakan adalah UML (Unified
Modeling Languange) mencakup Use Case Diagram (Pemodelan Diagram) dan Diagram
Activitas (Activity Diagram)
2.2.1.
Definisi Unified Modeling Languange (UML)
Menurut
Widodo, (2011:6), “UML adalah bahasa pemodelan standar yang
memiliki sintak
dan semantik”. Menurut Nugroho (2010:6),
”UML (Unified
Modeling
Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak
yang berparadigma
(berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya
digunakan untuk
penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks
sedemikian rupa
sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
2.2.2.
Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Menurut
Henderi (2008:6), langkah-langkah penggunaan Unified
Modeling Language
(UML) sebagai berikut:
1. Buatlah
daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan
proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process
untuk mendefinisikan dengan tepat
fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus usecase diagram
dan lengkapi denganrequirement, constraints dan catatan-catatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk
mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional,
security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat
activity diagram.
6. Definisikan
obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence
dan/ataucollaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki
kemungkinan alur normal danerror, buat lagi satu diagram untuk masing-masing
alur.
7. Buatlah rancangan user interface model yang
menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada,
buatlah class diagram. Setiap package atau domiandipecah menjadi hirarki class
lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test
untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class
diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class
menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini.
Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi
dengan baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat.
Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan
sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan
yang tepat digunakan : Pendekatan use casedengan mengassign setiap use case
kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap
dengan test dan pendekatan komponen
yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
2.2.3. Definisi
Use Case Diagram
Shalahuddin dan Sukamto (2013:26):
Menggambarkan
workflow (aliran kerja)
atau aktivitas dari
sebuah system atau proses bisnis
atau menu yang ada di perangkat lunak.
Fowler (2005
:163):
Teknik
untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis dan jalur kerja.
2.2.4. Definisi
Activity Diagram
Fowler ( 2005:141):
Use case
adalah teknik untuk
merekam persyaratan fungsional
sebuah
sistem. Use
case mendeskripsikan interaksi
tipikal antara pengguna
sistem dengan
sistem itu
sendiri, dengan memberikan
narasi tentang bagaimana
sistem tersebut
digunakan.
Shalahuddin dan Sukamto (2013:154):
Use case
merupakan pemodelan untuk
kelakuan (behavior) sistem
informasi yang
dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau
lebih aktor
dengan sistem informasi yang dibuat.
-
Dari pada mendeskripsikan use
case, akan lebih
mudah dengan melakukan
penjabaran
Skenario.
-
Sekenario adalah
rangkaian langkah-langkah yang
menjabarkan sebuah
interaksi antara
seorang pengguna dengan sebuah sistem(Fowler, 2005:141).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar